Papua, EDITOR.ID. Dalam rangka memperingati HUT ke-62 Kostrad Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 — Kostrad membuat perubahan besar di Wilayah Papua khususnya di daerah-daerah terpencil di pegunungan, terutama di distrik Mbua dan Distrik Dal, Kabupaten Nduga, Papua.
Tim Personel Pos Kotis Mbua dan Pos Dal Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad melalui program teritorial unggulannya melaksanakan misi yakni menerangi bumi Papua.
Seperti yang dilakukan oleh Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad ini agar bila malam datang membuat suasana menjadi terang berdampak v masa depan warga masyarakat di daerah terpencil Papua ini menjadi lebih manusiawi, lebih cerah masa depannya
Kini masyarakat terpencil di Papua bisa menikmati terangnya suasana bila di malam hari dengan dibangunnya PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro HidroHidro) tersebut.
Seperti disampaikan oleh Dansatgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad Letkol Inf Ricky J. Wuwung dalam rilis tertulisnya di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.
“Kegiatan pembangunan Ini merupakan suatu bentuk perhatian kami terhadap masyarakat di Papua Pegunungan, dengan memberikan karya terbaik guna menunjang keberlangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatPo,” tulisnya, Sabtu (25/3/2023)
“Apa yang dilakukan oleh Personel Pos Kotis Mbua dan Pos Dal merupakan bukti nyata bahwa kami hadir untuk menjadi solusi bagi masyarakat salah satunya kendala tentang minimnya pencahayaan,” sambung Dansatgas.
Dansatgas menambahkan, seperti diketahui, jarak dan juga kerawanan di Papua terutama di daerah-daerah pegunungan menjadi kendala karena kehidupan masyarakat di malam hari selalu dalam kegelapan.
Setiap Pos keamanan terdekat yang berada di kawasan yang dekat dengan pemukiman sebelumnya masyarakat selalu ketakutan apabila adanya ancaman dari orang-orang yang berniat jahat.
Oleh karena itu, Personel Pos Kotis Mbua dan Pos Dalbmembuat suatu inovasi berupa pembangunan PLTMH bekerjasama dengan TNI satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad.
Dengan memanfaatkan arus sungai yang ada di sekitar Pos sehingga pada akhirnya masyarakat dapat menikmati aliran listrik selama 24 jam,” tambah Dansatgas.
Sementara itu, Pasiter Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad Letda Inf Sobirin mengatakan bahwa, “Semenjak jauh hari sebelum — ketika hendak berangkat ke medan operasi, kami telah memikirkan dan menyiapkan hal-hal yang dapat membantu kesulitan masyarakat salah satunya ialah masalah pencahayaan yang dari dulu diketahui menjadi salah satu kendala utama bagi masyarakat Papua Pegunungan,” kata Sobirin.
“Proses pembangunan PLTMH di Distrik Mbua memakan waktu sekitar 2 bulan sedangkan untuk di Distrik Dal memakan waktu sekitar 5 bulan, dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi namun karena kekompakan dan tekad untuk membuat suatu perubahan besar sehingga membuat Personel Satgas dan masyarakat tidak pernah mengenal lelah guna mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan di Papua Pegunungan ini,” sambung Sobirin.
“PLTMH tersebut mampu memberikan daya dan mendukung pencahayaan ke semua honai dan rumah yang ada di Distrik Mbua dan Distrik Dal. Tentunya dengan berhasilnya program tersebut masyarakat saat ini dapat menikmati listrik selama 24 jam,” tambah Letda Inf Sobirin.
Sementara itu, Bapak Yohanes Kosumbre (49) selaku Pendeta di Distrik Mbua yang mewakili seluruh masyarakat Distrik Mbua mengaku, “Saya terharu dan bangga dengan kepedulian Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad terhadap masyarakat Mbua,” ucapnya dalam sebuah rekaman video yang beredar di media sosial.
“Puji Tuhan, Terima kasih kepada Satgas TNI 321, ini sangat luar biasa, Kami sangat senang sekarang honai dan rumah sudah tidak gelap lagi, semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak TNI 321, Naura..Naura..Naura,” sambung Yohanes Kosumbre.
Dilain tempat, Bapak Robert Gwijangge selaku Anggota DPRD Kabupaten Nduga Komisi B, mewakili pemerintahan Kabupaten Nduga dan bagian dari masyarakat Distrik Dal mengucapkan
“Terima Kasih kepada Satgas Yonif Raider 321 Pos Dal yang telah menciptakan karya terbaik untuk masyarakat Distrik Dal karena saat ini masyarakat sudah bisa menikmati penerangan selama 24 jam layaknya daerah maju lainnya. Saya sangat bangga,” pungkas Robert Gwijangge. ***