Editor -Jumat, 20 Januari 2023.
Jika anda bertandang ke Rumania, jangan lewatkan untuk luangkan waktu ke situs Costeşti menengok trovant semacam jenis bebatuan yang dikenal sebagai benda mati namun bisa tumbuh dan berkembang.
Dan jangan lewatkan juga mendatangi Muzeul Trovantilator, sebuah museum untuk melindungi bebatuan unik yang telah diresmikan pada 2004 silam, dimana trovant telah dilindungi oleh UNESCO.
Selain di Rumania, trovant juga diketemukan di tempat-tempat seperti tertentu di Republik Ceko dan sekitarnya.
Setidaknya UNESCO telah mendata ada 20 situs berbeda di Rumania sebagai referensi situs bisa menemukan keberadaan trovant.
Lalu bagaimana agar dapat melihat trovant secara langsung? Anda harus pergi ke Valcea County Rumania.
Anda dapat melihat tambang pasir terdekat di desa Costesti. Alternatifnya, Anda bisa menyusuri sungai di Gresarea Brook. Anda juga dapat melihat trovant di Trovants Museum resmi, yang merupakan cagar alam yang dikelola oleh Asosiasi Kogayon. Asosiasi ini meningkatkan kesadaran tentang menjaga lingkungan.
Mereka menampilkan trovant unik dan aneh untuk menginspirasi orang untuk melestarikan dan melindungi keindahan alam
Berapa lama dibutuhkan konkres atau pertumbuhan dan perkembangbiakannya?
Para ilmuwan menganggap trovant secara geologis aneh sejak abad ke-18!
Ada begitu banyak ukuran, bentuk yang absurd, dari sosok mereka.
Oleh karena itu, awalnya banyak orang mengira, trovant itu adalah telur dinosaurus, fosil tanaman, bahkan sampai ada ilmuwan yang menyatakan puing-puing alien.
Namun, inilah penyataannya: trovant sudah ada diperkirakan berusia hingga enam juta tahun!
Tidak banyak penelitian yang dilakukan pada trovant. Namun, para peneliti memperkirakan bahwa mereka ‘tumbuh’ hanya sekitar 4-5 cm selama 1.200 tahun.
Dari hasil penelitian, mereka adalah butiran pasir atau batuan sedimen yang diikat oleh semen batu kapur.
Selama jutaan tahun yang lalu, gelombang kejut dari bumi memadatkan sedimen berpasir.
Lalu berkonsentrasi memusatkan semen batu kapur dan membentuk gumpalan bulat, lonjong ataupun bentuk absurd lainnya.
Menurut para ahli bebatuan hidup dengan formasi geologis yang unik dan sangat aneh. Keberadaannya seakan gerombolan batu-batuan beronggok.
Sekilas melihatnya seolah-olah mengalir cairan semen secara perlahan-lahan membentuk gumpalan-gumpalan misterius ke bebatuan induk mereka, lalu muncul kerikil kecil disekitarnya yang kian lama membesar dan mengeras itu yang disebut anak-anaknya.
Sekilas melihat batu-batuan itu seperti perkawinan silang antara jamur dan batu-batuan.
Tak menyangka saat ini bebatuan trovant menjadi salah satu daya tarik wisata yang populer di Rumania.
Orang awam semula mengira trovant berasal dari luar angkasa, namun hasil penelitian para ilmuwan menyebutkan bahwa trovant asli berasal dari Bumi.
Sebelumnya para ilmuwan dibuat penasaran dengan bebatuan yang bisa berkembang biak, tumbuh dan bergerak.
Bebatuan ini diketemukan di Rumania. Para ilmuwan secara alami menyatakan trovant terbentuk karena adanya proses geologis.
Bebatuan trovant tersebut memiliki usia yang sangat berbeda.
Bebatuan trovant tidak muncul begitu saja dari tanah. Bebatuan ini muncul dari dalam pasir ketika usia geologisnya secara alami tumbuh,” kata Dr Mircea Ticleanu dari Geological Institute of Romania.
Sebutan nama trovant sendiri sinonim digunakan dari istilah Jerman ‘Sandsteinkonkretionen‘, yang berarti pasir yang disemen.
“Kata ‘trovant‘ digunakan untuk pertama kalinya dalam literatur geologi dari Rumania,” sambung
Mircea Ticleanu.
Mircea Ticleanu mempercayai bahwa di bawah bagian batu mengandung unsur mineral yang tinggi.
“Ketika permukaan menjadi basah, mineral mulai menyebar dan akan menekan pasir untuk membesar. Hal inilah yang membuat batu-batu itu tumbuh,” jelasnya.
Dilansir dari OddityCentral, “Bebatuan trovant merupakan fenomena geologi yang sangat menakjubkan. Bebatuan unik yang tumbuh, seakan-akan hidup“.
Bebatuan trovant dihasilkan oleh aktivitas seismik, ia tumbuh ketika terkena air.
Dimulai dari kerikil kecil berukuran enam sampai delapan millimeter kemudian akan tumbuh besar hingga berukuran sebesar enam sampai sepuluh meter.
Perkembangbiakan bebatuan ini dimulai dari kerikil dan tumbuh sekitar 2 cm per 1.000 tahun.
Bebatuan trovant mengandung struktur mineral unik yang meniru kehidupan tumbuhan dan mamalia, seperti dilansir dari Daily Mail.
Batu bulat aneh itu tampak tumbuh dengan cara yang hampir sama seperti jaringan tumbuhan, dan mereka ‘melahirkan’ batu baru seperti hewan.
Nama resmi trovant adalah “concretion“. Batu-batuan ini keras, massa padat yang dibentuk oleh pengendapan semen mineral.
Batu-batuan ini pada umumnya ditemukan di tanah sedimen, dan biasanya berbentuk bulat dengan bentuk agak tidak beraturan.
Ada juga yang melihat, batu-batuan ini nampak seperti jamur.
Kata “concretion” berasal dari concretio. Ini diterjemahkan menjadi ‘pemadatan, pembekuan, atau penyatuan’.
Con artinya ‘bersama’ dan crescere artinya ‘tumbuh’.
Ditemukannya trovant pertama kali di sebuah desa kecil di Rumania, sekitar 80 km sebelah barat ibu kota Bucharest, bebatuan berada di situs Costeşti.
Menyaksikan bebatuan trovant dari dekat di situs Costeşti nampaknya seperti gelembung yang ditiup, ukurannya bervariasi, dari tumpukan ada yang besar, ada juga yang cukup kecil bisa digenggam tangan manusia.
Bagi pengunjung yang ke situs Costeşti bisa temukan berbagai macam bebatuan trovant mulai dari yang berbentuk bola, berbentuk ellipsoidal, adapula yang tumbuh secara perlahan seiring waktu berkat keberadaan air hujan.
Para ilmuwan menyatakan, “Bebatuan trovant terdiri dari inti batu yang sangat keras, dikelilingi oleh pasir yang membentuk cangkang. Mineral dalam air hujan membentuk reaksi di dalam yang membangun tekanan di dalamnya, dan membuat batuan tumbuh dan berkembang biak”, paparnya.
Sama apabila menyaksikan lingkaran-lingkaran pada kayu pohon, trovant memperlihatkan lapisan lingkaran ketika dipotong.
Lingkaran tersebut menunjukkan usia atau periode pertumbuhan.
Penduduk lokal dan turis menggambarkan trovant sebagai batu ‘hidup’ karena cara mereka berubah seiring waktu.
Ternyata situs Costeşti bukanlah satu-satunya lokasi di mana batu trovant ditemukan.
Dalam sebuah studi yang ditulis bersama oleh
Mircea Ticleanu, menggambarkan mereka ada di seluruh wilayah Carpathian di Rumania.
Diwilayah tersebut bebatuan trovant kebanyakan berdiameter besar bervariasi, ada yang berbentuk bulat, ada juga yang lonjong seperti telur, adapula yang berbentuk kembar yang rumit.
Ilmuwan mengatakan ciri trovant di situs Costeşti banyak microtrovant, semacam tuberkel (tonjolan) bulat yang lebih kecil di permukaan yang besar.
Sedangkan untuk trovant berukuran besar kecenderungannya akan menjadi berbentuk bulat.
“Semua trovant ini berada di pasir kuning, halus, sedang atau kasar yang juga mengandung kerikil halus,” tulis para peneliti.***