Diperparah lagi oleh para pengunjuk rasa yang membawa sejumlah amunisi selain bom molotov juga mereka membawa petasan kembang api untuk melancarkan aksinya dilemparkan ke para petugas polisi.
Terpantau di lokasi kejadian para pengunjuk rasa berulang-ulang kali melemparkan bom molotov, melepaskan kembang api dan juga melemparkan batu ke arah polisi di Nanterre.
Petugas polisi membalasnya dengan menembakkan gas air mata ke massa aksi pengunjuk rasa yang sudah berbuat anarkis.
Ketika demonstrasi menyebar ke desa-desa di pinggiran Kota Paris, pihak kepolisian mengklaim diperbantukan oleh petugas pemadam kebakaran, mereka bahu membahu berjibaku berjuang untuk meredam ketegangan yang masih terus berkecamuk.
Berkat kesabaran, pada akhirnya petugas polisi berhasil menciduk dan menahan sejumlah pengunjuk rasa yang kedapatan melakukan aksi anarkis seperti merusak fasilitas umum, membakar mobil-mobil yang sedang diparkir — dengan sigap mengamankan mereka diperbantukan petugas pemadam kebakaran.
Banyak fasilitas umum yang dirusak bahkan dibakar oleh massa aksi seperti Sekolah, Kantor polisi, Balai Kota, dan bangunan – bangunan umum lainnya — mereka beringas hingga melakukan pengrusakan dari Toulouse di selatan hingga Lille di utara.
Dalam tayangan video yang diunggah di medsos memperlihatkan sebagian besar kerusakan di pinggiran Kota Paris.
Menurut juru bicara kepolisian nasional. Kobaran api terjadi dimana-mana, merusak balai kota di pinggiran Paris L’Ile-Saint-Denis, tidak jauh dari stadion nasional negara itu dan markas besar Olimpiade Paris 2024.
Mr Darmanin mengatakan 170 petugas terluka dalam kerusuhan itu tetapi tidak ada yang cedera yang mengancam jiwa.
Sedikitnya 90 bangunan umum dirusak. Ada sejumlah warga sipil yang terluka, namun tidak juga mau dirilis oleh Mr Darmanin.
Polisi Prancis mengklaim berhasil menangkap sedikitnya 150 pengunjuk rasa pada malam kedua pasca kerusuhan setelah penembakan fatal hari Selasa terhadap Nahel.
. Situasi mencekam di Nanterre
Setelah insiden tersebut Nanterre yang dijuluki kawasan yang indah setelah itu suasana mencekam diwarnai oleh kobaran api pada hari Selasa (27/6/2023) dan hari Rabu (28/7/2023), ditambah dengan petugas polisi menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa yang dibarengi oleh pengunjuk rasa melemparkan bom molotov juga kembang api ke arah petugas polisi.
Pengunjuk rasa membakar mobil-mobil milik pribadi yang sedang diparkir serta membakar transportasi umum bus-bus juga kereta listrik.
Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron