4 Hari Prancis Mencekam Gegara Dipicu Penembakan Remaja Arab oleh Polisi

Dari tanggal (28/6/2023) hingga (1/7/2023) selama 4 hari di Nanterre dan kota-kota di pedesaan pinggiran Kota Paris, Prancis mencekam gegara dipicu penembakan remaja keturunan Arab usia 17 tahun bernama Nahel, ditembak hingga tewas oleh petugas polisi lalu lintas Prancis pada Kamis (27/6/2023). (AAP, ABACA, Press Association / Poitout Florian/Alamy, Stefano Relladini/AFP, Michel Euler/Associated Press, The Independent, Catherine Porter)

Dan, sambung Pache, Nahel menerobos lampu merah untuk menghindari dihentikan oleh 2 petugas polisi — tetapi kemudian mobil yang dikendarai Nahel terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

Kedua petugas pun terlibat adu mulut dengan Nahel, dan petugas sempat memberi peringatan dengan mengatakan akan mengeluarkan senjata dengan tujuan untuk mencegah Nahel melarikan diri.

Petugas yang melepaskan satu tembakan mengatakan dia takut dia dan rekannya atau orang lain disekitarnya bisa dapat tertabrak oleh mobil yang dikemudikan Nahel, menurut penuturan Mr Prache.

Kedua petugas polisi mengklaim dengan mengatakan bahwa mereka merasa “terancam” saat mobil dikemudikan Nahel melaju kencang.

Penembakan yang dilakukan petugas polisi lalu sempat terekam dalam video — dan video tersebut mengejutkan para netizen di jagat dunia maya hingga memicu ketegangan peristiwa lama yang pernah terjadi hal dilakukan juga oleh petugas polisi — dimana pada waktu itu terjadi dalam insiden proyek perumahan di lingkungan bagi penduduk kurang beruntung di pinggiran Kota Paris.

Jaksa Mr Prache kemudian mengatakan, hasil sementara penyelidikan dari insiden tersebut menyimpulkan “syarat penggunaan senjata secara legal (oleh oknum petugas polisi lalu lintas yang bersangkutan) tidak terpenuhi,” dalam penembakan itu.

Pihak penegak hukum menyikapi peristiwa yang mengakibatkan kematian tersebut menyatakan, ada alasan kuat untuk mencurigai adanya kesalahan. Di bawah undang-undang Prancis, sebelum pelaku di dakwa terlebih dahulu dilakukan investigasi.

Hakim memberikan waktu untuk penyelidikan insiden yang menewaskan Nahel — pemberian waktu disesuaikan dengan kebutuhan investigasi sebelum keputusan dakwaan dijatuhkan pelaku apakah akan mengirim kasus tersebut ke pengadilan.

Sementara oknum petugas polisi yang bersangkutan telah ditempatkan dalam penahanan sementara di rumah tahanan kejaksaan.

Keterangan resmi Pemerintah Prancis

Setelah terjadi bentrokan antara masa aksi protes dengan pihak kepolisian Prancis pada hari pertama dan kedua. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengklaim dengan mengatakan bahwa jumlah petugas polisi yang dikerahkan untuk meredam massa aksi protes yang sedang berunjuk rasa akan meningkat dari 9.000 menjadi 40.000.

Gerald Darmanin menambahkan, untuk di wilayah Paris saja, jumlah petugas polisi yang dikerahkan akan lebih dari dua kali lipat menjadi 5.000 petugas polisi.

Meskipun kehadiran polisi ditingkatkan pada Rabu malam (28/6/3023), anarkis dilakukan para pengunjuk rasa terus berlanjut setelah sore hingga menjelang malam hari mereka merusak fasilitas umum hingga membakar transportasi umum bahkan mobil-mobil yang sedang diparkir dipinggir jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: