Layani Ibu Hamil Resiko Tinggi Puskesmas Ini Jadi Perhatian Dunia

Lantas menariknya dimana, memburu Bumil Resti kok malah masuk Nominasi pelayanan Publik tingkat dunia? Begini, yang dimaksud memburu adalah mencari bumil resti di seluruh pelosok pelosok wiyalah kecamatan Sempu. Uniknya Puskesmas Sempu sebagai penggiat pemburu bumil resti,  melibatkan 10 ribu tukang sayur, disitulah menariknya tak pelak even kreatif ini mendapatkan perhatian dunia dibidang pelayanan publik.

Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Puskesmas Sempu, Hadi Kusairi, saat ini terdapat 10 ibu pedagang sayur keliling  tersebar di tiga desa yang menjadi pemburu. Tugasnya adalah mencari, menemukan, dan melaporkan ibu hamil baru dengan resiko tinggi di wilayah mereka berjualan.

“Tim pemburu ini sengaja kami bentuk untuk mengoptimalkan pencarian Bumil Resti hingga ke pelosok kampung. Hal ini penting, karena banyak kasus tingginya kematian ibu dan bayi disebabkan oleh kehamilan yang beresiko tinggi, mereka ini sangat membantu kerja pengawasan kami,” kata Hadi

Dijelaskan, ibu hamil yang berisiko tinggi ini adalah para ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dengan persalinan pertama operasi, memiliki riwayat hipertensi dan tinggi badannya kurang dari 150 cm.

Menurutnya, dipilihnya para mlijo atau pedagang sayur keliling ini  sebagai agen pemburu, karena mereka dianggap memiliki jangkauan yang luas hingga ke desa-desa. Selain itu juga, imbuh Hadi, mereka ini bisa interaksi langsung dengan masyarakat.

“Mereka ini kan intens sekali komunikasinya dengan para ibu, sehingga lebih mudah masuk. Mereka sebelumnya juga telah kami bekali pengetahuan seputar kriteria ibu hamil dengan resiko tinggi, serta bagaimana pendekatan komunikasinya agar lebih luwes,” ujar Hadi kepada editor.id

Untuk menjalankan tugas tersebut, setiap mlijo dibekali fasilitas dari Puskesmas berupa keranjang dagangan yang ditempeli banner bertuliskan 13 kriteria Bumil Resti. Mereka juga mendapatkan sepatu boot, rompi, pulsa dan smartphone untuk mengirim informasi saat menemukan ibu hamil beresiko.Sejak diluncurkan awal tahun 2016 lalu, para pemburu bumil resti ini berhasil mendapatkan 7 kasus Bumil Risti. “Dengan pendampingan intensif, ketujuh Bumil Resti ini berhasil melewati kehamilannya dengan selamat,” imbuh Hadi.

Cara kerja mereka, jelas Hadi, jika mendapati ibu hamil beresiko langsung dipotret dan dikirim kepada petugas puskesmas yang disertai data alamat dan nama suami via grup WhatsApp. Begitu laporan masuk, bidan di wilayah bumil tersebut akan turun untuk memeriksa kondisinya. “Jika dari pemeriksaan bidan masuk kategori Bumil Resti, yang bersangkutan akan segera didampingi hingga lepas masa nifasnya,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: