EDITOR.ID, Lebak,- Banjir bandang yang menerjang kawasan enam desa di Kebupaten Lebak Banten menyisakan kepedihan mendalam. Sepuluh orang dilaporkan meninggal, satu orang hilang dan ribuan warga mengungsi. Nyaris semua jalan rusak dan sulit akibatnya sejumlah desa terisolir. Namun pemerintah berhasil membuka sejumlah akses jalan ke desa. Namun hingga kini masih ada satu desa terisolir, Yakni Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebakgedong, Lebak, Banten, masih berstatus terisolir pasca-banjir bandang yang terjadi pada Kamis (1/1/2020).
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB Agus Wibowo mengatakan, kondisi Lebaksitu hingga saat ini masih belum bisa diakses kendaraan.
“Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebakgedong hanya bisa jalan kaki, belum bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Senin (6/1/2020).
Akibat akses yang belum ditembus, kurang lebih terdapat 1.000 jiwa masih bertahan. Karena itu, pihaknya saat fokus melakukan penanganan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang diakses melalui desa tetangga dengan waktu tempuh sekitar dua jam perjalanan kaki.
Selain itu, pihaknya juga saat ini berkonsentrasi membuka akses jalan ke wilayah tersebut.
“Fokus penanganan saat ini pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaa akses jalan, dan wilayah terisolir, pembuatan jalan darurat, dengan alat berat maupun tenaga manual guna proses percepatan penanganan,” jelas Agus.
Desa Lebaksitu merupakan satu di antara 30 desa dari 6 kecamatan yang terdampak banjir bandang. Akibat bencana tersebut, 10 korban meninggal dan 1 orang dinyatakan hilang.
Sementara, total pengungsi mencapai 3.227 KK yang tersebar di delapan pos pengungsian. Sedangkan jumlah rusak mencapai 3.105 bangunan, meliputi 1.410 rumah rusak berat 421 rusak ringan, dan 1.110 rumah terdampak genangan lumpur.
Kemudian 19 sarana pendidikan, 27 kantor pemerintahan, 28 unit jembatan, dan jalan amblas dengan kedalaman 40 meter.
Agus mengatakan, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya juga sudah menetapkan Lebak status tanggap darurat bencana.