Surya Paloh Prihatin Virus Radikalisme Menyebar dari PAUD Hingga Profesor

EDITOR.ID, Jakarta,- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menyoroti mewabahnya budaya ekseklusifisme dan radikalisme dalam diri sebagian rakyat Indonesia akhir-akhir ini akibat meluasnya ajaran ideologi bangsa yang salah yang akhir-akhir ini disusupkan.

Hal itu diungkapkan Surya Paloh saat memberikan kuliah umum kebangsaan bertajuk ‘Tantangan Bangsa Indonesia Kini dan Masa Depan’, di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).

“Ada ideologi yang ditawarkan entah apa bentuknya saya minta diteliti UI. Maka kaum garis keras radikalisme ada di mana-dimana. Dari mulai anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga profesor, doktor, radikal. Jangan katakan itu tidak ada,” ujarnya dengan nada tegas dihadapan ratusan peserta Kuliah Umum di UI.

Paham Radikalisme akan menjadi ancaman serius bagi kehidupan bangsa Indonesia yang sudah harmonis, saling toleransi menjadi terpecah. Karenanya tantangan terbesar bangsa kedepan yakni mempertahankan Negara Kesatuan Negara Indonesia (NKRI) dalam sebuah kemajemukan atau pluralisme.

Sebab, menurutnya, kini bermunculan ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Surya Paloh menekankan, radikalisme merupakan tantangan dan masalah bangsa bersama. Dia mengaku sebagai anak bangsa masih memiliki harapan dan doa agar radikalisme tak merusak Indonesia.

Selanjutnya, ia menyinggung kemajemukan yang berpotensi memecah belah bangsa.

“Dengan seluruh pengorbanan para syuhada bangsa, saya masih harap untuk berjuang agar NKRI tidak boleh berubah. Enggak boleh beda dalam hal apa pun juga, tapi dalam satu hal komitmen kita Indonesia. Kita bukan Amerika Eropa Arab, kita Indonesia,” ujarnya.

Namun, ia tetap meyakini bahwa kemajemukan yang membuat negara Indonesia bersatu dalam naungan ideologi Pancasila.

“Kemajemukan masih jadi andalan negeri ini sudah terjawab. Saya katakan with all my respect paling tidak pada 75 persen,” jelasnya.

Sebagai anak bangsa, Surya Paloh berharap NKRI akan terus ada walaupun tantangan bangsa kedepan semakin berat.

“Saya masih harap untuk berjuang agar NKRI tidak boleh berubah, tidak boleh beda dalam hal apa pun juga, tapi dalam satu hal komitmen kita Indonesia,” katanya.

Paloh melempar pertanyaan serius perihal apakah bangsa Indonesia saat ini mampu mempertahankan NKRI, di tengah-tengah masih maraknya radikalisme.

“Karena akses sistem hari ini tumbuh berkembang adalah aliran non-Pancasila, yang enggak ada ikatan emosional otak hatinya empatinya pada komitmen kebangsaan,” tutur bos Metro TV ini (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: