Survei: Kursi DPR 2019 Milik Parpol Pendukung Jokowi

EDITOR.ID, Jakarta,- Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis hasil survei elektabilitas partai politik (parpol).

Hasilnya hanya enam parpol yang bisa menempatkan wakilnya di DPR, jika merujuk ke aturan ambang batas parlemen sebesar empat persen.

Peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris merinci, partai tersebut ialah PDIP (24,1 persen), Partai Golkar (10,2 persen), Partai Gerindra (9,1 persen), PKB (6,0 persen), PPP (4,9 persen) dan terakhir Partai Demokrat (4,4 persen). Partai lainnya mendapatkan suara kurang dari 4 persen.

”Mudah-mudahan (hasil pemilu sama dengan survei, Red). Sebab salah satu tujuan ambang batas parlemen itu supaya jumlah parpol lebih sedikit,” kata Syamsuddin dalam konferensi pers di Hotel Century Park, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).

Jika survei ini akurat, maka DPR RI 2019-2024 didominasi partai-partai yang sekarang mendukung Presiden Joko Widodo.

Gerindra jadi satu-satunya partai dari kubu oposisi yang masuk parlemen. Sedangkan Partai Demokrat yang selama ini mengaku sebagai penyeimbang, kemungkinan besar akan mengubah sikap.

Menurut Syamsuddin, jumlah partai yang sedikit lebih baik untuk demokrasi di Indonesia. Jika jumlah partai tidak terlalu banyak, pengambilan kebijakan di parlemen bisa berlangsung lebih cepat.

”Poinnya pada efektivitas jadi kalau bisa pemilu yang akan datang itu tinggal 5 atau 6 parpol itu akan bagus sekali dampaknya bagi demokrasi kita,” katanya.

Meski begitu, menurut Syamsuddin, pemerintahan akan lebih efektif jika lebih sedikit partai yang lolos di parlemen. Namun responden yang tidak menjawab sebesar 26,1 persen bisa menentukan bertambah atau berkurangnya jumlah partai di parlemen.

”Mereka yang belum menjawab itu ada dua kemungkinannya, masih bimbang atau karena tidak percaya parpol,” ujar dia.
Adapun hasil untuk partai lainnya, lanjutnya, yaitu PKS 3,7 persen, Partai Perindo 2,6 persen, PAN 2,3 persen, Partai Nasdem 2,1 persen, Partai Hanura 1,2 persen, PBB 0,7 persen, Partai Garuda 0,2 persen, PSI 0,2 persen, Partai Berkarya 0,2 persen.

Sedangkan yang tidak menjawab dalam survei tersebut sebesar 26,1 persen dan responden golput sebanyak 2,0 persen. ”Survei LIPI dilakukan pada 26 April hingga 9 Mei 2018. Margin of error diklaim sebesar 2,14 persen. Metodologi yang digunakan multistage random sampling dengan sebaran responden laki-laki dan perempuan masing-masing 50 persen,” tuturnya.

Sementara, Direktur Polcomm Institute Heri Budianto menyatakan, hasil survei Polcomm Institute menunjukkan tujuh partai politik memiliki peluang besar untuk meloloskan kadernya ke DPR dari 16 parpol yang mengikuti pemilu 2019.

”Berdasarkan hasil survei Polcomm baru-baru ini, partai yang lolos parliamentary threshold (ambang batas parlemen, Red) itu ada tiga, masih berurutan PDIP, Gerindra dan Golkar,” ungkapnya kepada wartawan, kemarin.

Selanjutnya, menurut Heri, berturut-turut partai politik yang mendekati ambang batas parlemen, yakni Demokrat, PKB, PAN dan PKS. Sesuai pasal 414 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu, ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, yakni empat persen dari total suara sah nasional.

Jika tidak mampu memperoleh suara empat persen, Heri menerangkan, sesuai undang-undang, parpol tidak berhak mendapatkan kursi di parlemen. ”Akan tetapi, bukan berarti partai-partai lain juga tidak memiliki kans, yang lain saya kira hari ini terus bergerak secara massif,” kata dia.

Peluang untuk parpol lain, termasuk pendatang baru, menurut dia, masih tetap terbuka. Namun juga bergantung strategi mereka dalam menempatkan calon legislator yang mampu mendulang dan menjadi basis suara partai.

”Calon legislator mana saja nantinya yang akan ditempatkan, itu berpengaruh bagi elektabilitas partai tersebut,” katanya.

Karena itu, ia mengatakan, dalam masa penyusunan daftar calon legislator (DCS) ini, partai akan memainkan strategi dengan membuat orang yang memiliki basis massa menjadi caleg. Selain itu, ia menambahkan, orang itu harus tepat penempatannya. ”Sebab, perolehan suara caleg menentukan capaian suara secara nasional,” tandasnya.

Diketahui, parpol yang bakal berlaga tahun depan, yakni PKB, Partai Gerindra, PDIP, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Garuda, Partai Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI, PAN, Partai Hanura, Partai Demokrat, PBB, dan PKPI. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: