Selamat Jalan Bung Derek Manangka

Almarhum Derek Manangka bersama temannya wartawan Prioritas yang kini jadi Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan mantan bosnya di Koran Prioritas yang kini Ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh (sumber foto FB Derek Manangka)

EDITOR.ID, Jakarta,- Kabar duka datang dari kalangan dunia jurnalis. Seorang wartawan senior Bung Derek Manangka telah dipanggil Tuhan. Mantan Pemimpin Redaksi RCTI ini meninggal dunia pagi tadi di Rumah Sakit Umum Zahirah, Jalan Sirsak No.21, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Perihal telah berpulangnya Derek Manangka hal itu dibenarkan sahabat dekatnya Ferry Rende semasa menjadi wartawan di Media Indonesia hingga sekarang.

“Ya benar guru, mentor dan abang kami Derek Manangka barusan dipanggil menghadap Tuhan, saya sudah telepon anaknya, kabar tersebut memang benar,” ujar Ferry Rende ketika dikonfirmasi berita soal meninggalnya Derek Manangka, Sabtu (26/5/2018)

Di dunia jurnalis, sosok Derek Manangka sangat dikenal sebagai wartawan senior. Ia belakangan aktif menulis artikel yang cukup kritis. Hobinya menulis tidak pernah padam. Derek Manangka menuangkan segala pemikirannya melalui sebuah tulisan di media sosial FB.

Derek Manangka di kalangan wartawan dijuluki DM (biasanya mengacu kode penulisan berita). “DM ini julukan kami sejak bersama-sama sebagai wartawan tahun 1976 di Media Indonesia di kantor Gondangdia Lama, kami bertemu dan berjuang bersama sebagai wartawan di korannya pak Surya Paloh,” ujar Ferry mengenang persahabatannya dengan Derek Manangka.

Dari koran Prioritas Derek Manangka kemudian bergabung ke Media Indonesia. Dari Media Indonesia ia kemudian hijrah ke RCTI sebagai Pemimpin Redaksi televisi terbesar di Indonesia tersebut.

Di RCTI, Derek pernah ditugasi pemiliknya Hary Tanoesoedibyo untuk membidani, melahirkan dan menerbitkan sebuah koran. Namanya Koran Seputar Indonesia.

Dalam sejarah kelahiran koran Seputar Indonesia itu tak bisa dipungkiri dirintis oleh tangan dingin DM dalam mengelola media.

“Bung DM merupakan perintis berdirinya Koran Sindo yang waktu itu dimodali HT, saya bersyukur DM mengajak saya dalam sejarah pendirian koran tersebut, saya ikut dalam rombongan perintis koran tersebut,” aku Ferry dalam menyampaikan kenangan bersama almarhum Derek.

“Ferry, silahkan kamu rekrut wartawan-wartawan yang handal yang sudah siap dan jadi untuk mengawali mengelola Koran Sindo,” kata Ferry mengutip perintah Almarhum ketika menawari dirinya ikut bersama melahirkan Koran Sindo.

“Saya langsung terbang dari Manado ke Jakarta begitu ditelpon DM, maka mulailah perekrutan itu di ruang kerja DM di RCTI Kebon Jeruk, Jakarta Barat,” kenang Ferry mengisahkan almarhum.

Pertama kali akan mendirikan koran Sindo, Ferry kemudian menghubungi mantan anak buahnya di Koran Mandiri, Edi Winarto untuk bergabung bersama. Mantan wartawan Jawa Pos Grup ini diajak Ferry berjuang bersama. Bertiga DM, Ferry dan Edi Winarto mulai menyiapkan Koran Sindo di sebuah ruangan yang dulunya bekas Gudang di belakang Wisma Indovision, Jalan Panjang, Green Garden, Jakarta Barat.

Waktu itu DM juga masih merangkap sebagai Pemimpin Redaksi RCTI. Setelah berjalan hampir satu semester penerbitan Koran Seputar Indonesia, DM akhirnya mengundurkan diri dengan baik-baik dari RCTI. DM pamitan kepada HT.

Setelah itu nama Derek Manangka agak menjauhi dunia hingar bingar media. Dan DM muncul kembali menjadi penulis lepas di sejumlah media hingga media sosial. “Terakhir kita ketemu saat menghadiri acara pernikahan keluarga almarhum Taufik Kiemas, suami Ketum PDIP Megawati,” kata Ferry yang juga mengatakan bahwa saat itu Derek tengah menyusun buku bersamanya untuk diterbitkan.

Selamat Jalan Bung Derek Manangka, Banyak Cerita dan Kisah sudah pernah kita rasakan bersama dalam sebuah perjuangan membesarkan media massa. ( Edi Winarto )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: