Mimpinya Ingin Membuat Tersenyum Banyak Orang

Bercita-Cita Pemerintah Tanggung Biaya Warga Yang Dirawat di Rumah Sakit

Namanya Edi Winarto. Ia hanyalah orang biasa, bukan selebritas dan bukan tokoh terkenal. Namun perjalanan hidupnya yang penuh warna warni menjadi sebuah cerita bak novel bagi banyak orang.

Pria kelahiran Surabaya ini memiliki grafik kehidupan sangat unik. Ia pernah memimpin sebuah perusahaan broadcasting sebagai Chief Eksekutif Officer (CEO). Namun Edo, sapaan akrab Edi Winarto juga pernah mengalami hidup sebagai pengemudi ojek online.

Kini ia punya mimpi besar untuk menuntaskan sisa hidupnya mengabdi kepada rakyat sebagai bekal amalan di akherat. Cita-cita tersebut ia awali dengan niat yang tulus dan melamar ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai calon Anggota Legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan Daerah Pemilihan Kecamatan Pamulang.

Cita-citanya sederhana. Ia hanya ingin mendorong penggunaan sebagian alokasi anggaran kota Tangerang Selatan di investasikan untuk membiayai anak-anak muda cerdas agar bisa menjadi modal untuk membangun kota Tangerang Selatan. Wujudnya dalam bentuk bea siswa pendidikan gratis. Namun setelah selesai belajar wajib menyumbangkan ilmunya untuk pembangunan Kota Tangsel.

Niatnya masuk ke politik sebagai calon wakil rakyat didasari keinginannya untuk memperjuangkan anak-anak sekolah 9 tahun belajar dibiayai pemerintah daerah. Selama ini pendidikan gratis hanya dinikmati siswa yang diterima sekolah negeri.

Namun dalam visi misi Edi Winarto, ia ingin semua siswa yang orang tuanya ekonominya pas-pasan biaya pendidikannya ditanggung Pemerintah Kota. Meski ia bersekolah di sekolah swasta.

“Bangku di sekolah negeri tak banyak menampung lulusan siswa. bagi yang tidak diterima maka mau tidak mau ia masuk sekolah swasta, di swasta biaya pendidikan kan mandiri, tidak ditanggung negara, nah jika kemampuan ekonomi orang tuanya pas-pasan, bagaimana, apakah ia harus berhenti ditengah jalan, tidak melanjutkan sekolah gara-gara tak punya biaya, banyaknya remaja putus sekolah karena tak punya biaya, nantinya bakal menimbulkan problem pembangunan perkotaan,” ujar Edi Winarto dalam sebuah perbincangan santai di warung kopi.

Selain konsen dengan dunia pendidikan Edi Winarto juga ingin berjuang di sektor kesehatan. Ia punya mimpi setiap warga Tangerang selatan berusia diatas 50 tahun memiliki kartu jaminan sehat.

“Kartu ini bukan BPJS, tapi kartu yang diterbitkan pemerintah Kota untuk menanggung biaya kesehatan warganya, karena selama ini saya lihat pelayanan kesehatan dengan BPJS dan pelayanan di RSUD kurang mampu menampung dan optimal, maka saya punya ide Pemkot mengeluarkan kartu semacam kartu jaminan asuransi kesehatan sehingga warga bisa berobat ke rumah sakit swasta dengan pelayanan layaknya membayar tunai,” katanya.

Diakui Edi Winarto, BPJS telah mengkover layanan kesehatan bagi masyarakat. Namun menurut Edi Winarto, pada prakteknya sering mengalami kendala seperti sering kurang terlayani secara maksimal karena menggunakan BPJS.

“Sehingga pemerintahan kota harus memberikan jalan keluar, mengayomi warga yang ekonominya pas-pasan agar bisa juga merasakan layanan kesehatan layaknya orang yang punya biaya,” katanya.

Problem kesehatan paling berat dialami masyarakat saat ini bukan layanan kesehatan gratis untuk penyakit ringan. Namun ketika harus opname dan tindakan operasi, warga mengalami situasi terjepit karena tidak punya biaya.

“Nah peran pemerintahan kota membantu kesulitan yang dialami warganya, ketika mereka mengalami kesulitan tak mampu membayar layanan rumah sakit swasta maka pemkot menyiapkan jaminan tanggungan akan membiayainya,” katanya.

Cita-cita Edi Winarto memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat seperti hak layanan pendidikan dan hak layanan kesehatan bukan tanpa sebab.

Yang juga menjadi konsen besar Edi Winarto mengenai mimpi nya menjadi wakil rakyat, ia ingin mengubah budaya kerja lamban birokrasi menjadi lebih cepat dan efisien dengan mendorong eksekutif menginvestasikan aplikasi pembuatan dokumen lebih simpel.

“Saya ingin semua sistem pelayanan administrasi di pemerintah bersifat online, jadi petugas kerjanya tinggal mencetak dokumen yang dibutuhkan warga, apakah itu dokumen KTP, KK, akta dan lainnya, saya akan berusaha tidak ada lagi antrian memanjang setiap pagi hingga sore yang membuang-buang waktu berharga dari warga,” katanya. (Bersambung)

FB : @ediwnartopsi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: