Enggak Mau Terprovokasi, Kaum Milenial Surabaya Ingin Mesra Bersama Mahasiswa Papua

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bergandengan tangan dengan mahasiswa dan warga Papua yang tinggal di Surabaya. Menjalin kebersamaan dalam satu keluarga antara warga Surabaya dengan Warga Papua (Sumber Foto: Barometer Jatim)

EDITOR.ID, Surabaya,- Masyarakat Surabaya, terutama kaum mudanya mengajak anak-anak mahasiswa Papua untuk bersama-sama saling bergandengan tangan. Bukti nyata ditunjukkan kalangan Milenial Surabaya dengan aksi gerakan simpatik dari mulai pemasangan spanduk banner untuk menyerukan persahabatan dan perdamaian antara warga Surabaya dengan warga Papua. Dan mendatangi saudaranya dari Papua.

Salah satu pengurus Karang Taruna Surabaya MS Febri menyerukan, lupakan konflik pada hari Jumat di Asrama Papua Jalan Kalasan. Karena insiden yang terjadi saat itu dilakukan bukan mewakili masyarakat Surabaya secara keseluruhan.

“Kami menginisiasi untuk merangkul teman-teman dari Papua lewat hati, dengan secara kekeluargaan dan secara sahabat. Mengajak mereka untuk sama-sama bergandengan tangan, bahwa kita pemuda pemudi Jawa sangat bersahabat dengan teman-teman dari Papua,” sebut MS Febri kepada EDITOR.ID melalui pesan singkat Whats Appsnya setelah mengikuti informasi perkembangan rusuh di Manokwari, Papua Barat.

Febri membantah arek-arek Suroboyo membedakan teman dalam pergaulan. “Tidak ada diskriminasi ataupun rasisme. Kita semua sama masih dalam pangkuan ibu Pertiwi dengan derajat yang sama dimata Tuhan,” tandasnya.

“Walaupun kita berbeda, tapi jangan pernah ada perpecahan di antara kita.

Kami ingin merubah berita-berita HOAX yang sudah menyebar di masyarakat awam yang hanya katanya katanya,” tambah Febri menegaskan pernyataanya.

Febri mewakili rekan-rekannya Karang Taruna Surabaya ingin merubah pandangan masyarakat tentang Papua. “Karena banyak masyarakat awam yang sudah terpengaruh isu berita HOAX. Kami disini meluruskan berita tersebut dengan jalan perdamaian,” paparnya.

“Kalau pemuda pemudi seperti kami bisa berpikir dewasa. Seenggaknya para orang tua kami jauh lebih bijaksana.

Ini semua untuk negeri, kami dari Sabang sampai Merauke. Apapun agama nya, apapun warna kulitmu, apapun bahasamu, dan apapun pemikirannya,” sambungnya.

Febri mengajak semua komponen bangsa terutama warga Papua untuk membangun bangsa ini jauh lebih baik. “Karena kami pemuda pemudi yang selalu mengingat perjuangan kakek-kakek kita untuk mengusir penjajah,” katanya.

Lebih lanjut Febri menegaskan kepada teman-temannya dari Papua, jangan merasa tertindas, tersudutkan, atau merasa terintimidasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: