Asri: Jangan Saling Caci Maki di Medsos

DR.H.Hamid Chalid SH.LLM wakil rektor Universitas Indonesia, saat menjadi khatib di kampus IPDN

EDITOR.ID, Jakarta,- Ketua Umum Forum Intelektual Studi untuk Indonesia (FIS UI) Asri Hadi, MA menghimbau kepada para netizen agar mengurangi hujatan dan ujaran kebencian dalam menggunakan media sosial. Asri mengajak penggunaan media sosial sebagai ajang komunikasi yang positif dan produktif, bukan sebagai ajang caci maki karena beda pandangan politik.

“Mari di momentum Lebaran Idul Adha ini kita gunakan sebagai ajang saling memaafkan sesama pengguna media sosial yang selama ini memposting kata dan kalimat saling mencaci maki, saling menghujat dan memfitnah dengan kalimat yang sejuk, positif dan membangun kebersamaan,” ujar Asri usai menjalankan Sholat Idul Adha di lapangan kampus IPDN, Jakarta Selatan Rabu (22/8/2018)

Pengurus Pusat Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI) ini lebih jauh mengatakan, kesantunan masyarakat dunia maya dalam menyampaikan pandangannya di medsos menunjukkan karakter pribadi dan warga bangsa Indonesia. “Jangan sampai ada kesan rakyat Indonesia itu mudah diadu domba melalui media digital, padahal kita ini berteman tiba-tiba tidak bertegur sapa gara-gara perbedaan politik dan beradu argumentasi tak jelas di medsos,” tutur alumni Universitas di Australia ini.

Dalam rangka merayakan Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1439 H, Kampus IPDN Jakarta menggelar sholat Idul Adha bersama di halaman utama kampus IPDN Jakarta, dengan Khatib DR.H.Hamid Chalid SH.LLM wakil rektor Universitas Indonesia, Rabu (22/7/2018).

Dalam ceramahnya, khatib Hamid juga mengingatkan agar sesama umat Islam jangan saling membunuh dan melukai, jangan rampas harta mereka dengan mencuri dan korupsi, jangan saling membenci dan mencaci. “Jadilah umat islam yang bersatu,umat islam yang bersaudara” ujarnya.

Khatib juga mengatakan, siapapun orang yang berusaha menyebarkan kebencian hanya karena perbedaan ormas, perbedaan negara, perbedaan ras, perbedaan pakaian penutup aurat maka jangan diikuti walaupun ia memiliki title ulama atau title profesor.

“Mari kita sudahi saling caci karena perbedaan pendapat, perbedaan ormas,ataupun perbedaan ras. Umat islam tidak membutuhkan perselisihan yang lebih banyak lagi, yang kita butuhkan adalah persatuan, kerukunan dan saling kerja sama dalam kebaikan,” tutup khatib dalam ceramahnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: